Kemarin saya diundang untuk mengisi acara kajian Ramadhan tentang kesehatan di masjid. Sesampainya di sana saya bertemu teman SMA saya. Saya sangat terkejut karena teman saya ini ternyata sudah menjadi ustadz di masjid tersebut. Saya sama sekali tidak pernah membayangkan beliau akan bersarung, berpeci. Saya sampai bingung mau memanggil apa.
Dulunya dia tidak begitu. Saat SMA anaknya lumayan gaul, ikut banyak ekstra kurikuler. Kata-katanya juga tidak sesopan sekarang. Singkat cerita dia ternyata sudah berhijrah dan menjadi ustadz di beberapa tempat, mengisi kajian, membina umat.
Kami mengobrol dengan perawat yang mengantar saya. Saya berkata dia dulu sangat berbeda dengan sekarang, sedangkan saya tidak banyak perubahan. Dia berkata kepada teman saya yang mengantar bahwa saya dari dulu sudah alim.
Sampai di rumah saya termenung, saya merasa tertikam dengan kata-katanya. Saya berpikir, apa yang terjadi pada teman saya ini?
Saya merenung, apa yang telah saya lakukan dengan hidup saya, sehingga saya masih sama saja seperti saat saya SMA dulu? Kalau saya masih sama, bukankah berarti saya tidak menjadi orang yang lebih baik?
Apakah selama ini saya sudah berusaha menjadi orang yang lebih baik? Ataukah saya merasa diri saya sudah cukup baik sehingga tidak bisa lebih baik lagi?
Saya berintrospeksi diri, mungkin saya memiliki mental tetap. Saya menganggap segalanya tidak dapat berubah. Dan teman saya ini telah mengingatkan saya, bahwa sebagai manusia kita bisa berubah. Bahkan kita harus belajar dan berusaha untuk berubah menjadi lebih baik, dari hari ke hari.
Di dunia ini tidak ada yang tetap, kecuali perubahan.
Komentar
Posting Komentar