Penyair dan filsuf besar India-Pakistan Dr Muhammad Iqbal pernah diberi pesan oleh ayahnya, “Bacalah Al-Quran seolah-olah ia diturunkan kepadamu!"
Halo teman-teman, mulai hari ini ada rubrik baru, yaitu jurnal Quran. Apa sih jurnal Quran itu? Mengapa kita perlu untuk membuat jurnal Quran? Apa manfaatnya?
Allah menurunkan Al-Quran sebagai petunjuk untuk manusia, pedoman hidup yang dapat menuntun kita melewati segala kesulitan hidup. Akan tetapi, tidak ada gunanya kalau kita tidak membacanya, hanya meletakkan di lemari atau malah memajangnya di tembok sebagai penolak bala atau penangkal setan. Bukan itu yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, melainkan kita diperintahkan untuk membaca, memahami, mengamalkan, mengajarkan, bahkan juga menghafalkan isinya.
Salah satu cara untuk memahami Al-Quran adalah dengan membaca tafsir Al-Quran atau mendengarkan kajian tafsir, kemudian menulis jurnal Quran. Jurnal Quran adalah pemaknaan kita kepada ayat Al-Quran, misalnya membaca 1 ayat atau beberapa ayat, kemudian merenungkan, apa yang dimaui ayat tersebut untuk kita. Membuat jurnal Quran dapat menimbulkan hubungan yang lebih dalam dengan Al-Quran.
Menulis jurnal Quran adalah cara yang bagus untuk menumbuhkan hubungan kita dengan Al-Quran. Jurnal ini memberi kita fleksibilitas untuk terhubung dengan ayat-ayat Al-Quran sesuai keinginan dan kemampuan kita. Kita dapat merasakan ayat tersebut secara personal, dengan melihat bagaimana ayat-ayat tersebut berlaku khusus untuk kita dan keadaan pribadi kita. Jurnal ini akan menjadi panduan kita dalam perjalanan untuk terhubung dengan Al-Quran dengan cara yang bermakna.
Kamu bisa membuat jurnal Quran dengan cara membaca 1 atau beberapa ayat Al-Quran, bisa ayat yang sedang atau telah kamu hafalkan, atau ayat yang berkaitan dengan hal-hal yang kamu hadapi saat ini, kemudian berpikir dan merenungkannya, apa yang diinginkan Allah melalui ayat tersebut, kira-kira ayat tersebut berbicara tentang apa, apa relevansinya dengan kehidupan kita sehari-hari, apakah ada problem solving yang dapat kita pakai untuk masalah yang saat ini sedang kita hadapi?
Untuk memperkaya pemahaman, kamu bisa membaca tafsir Al-Quran atau pun buku terkait ayat tersebut. Kemudian kita tuliskan hasil perenungan kita, misalnya apa yang dimaui ayat tersebut untuk kehidupan kita, apa yang kita rasakan, atau apa pun yang menurut kita penting. Hasil tulisan ini bisa kita tulis, misalnya diketik, atau ditulis tangan di buku harian, bisa dihias juga kemudian ditempel di depan meja belajar, sesuka kita.
Kali ini mimin akan sharing jurnal Quran mimin di Surat Al Ahqaf Ayat 35.
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ اُولُوا الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَّهُمْ ۗ كَاَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوْعَدُوْنَۙ لَمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا سَاعَةً مِّنْ نَّهَارٍ ۗ بَلٰغٌ ۚفَهَلْ يُهْلَكُ اِلَّا الْقَوْمُ الْفٰسِقُوْنَ ࣖ
Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran rasul-rasul yang memiliki keteguhan hati dan janganlah engkau meminta agar azab disegerakan untuk mereka. Pada hari mereka melihat azab yang dijanjikan, mereka merasa seolah-olah mereka tinggal (di dunia) hanya sesaat saja pada siang hari. Tugasmu hanya menyampaikan. Maka tidak ada yang dibinasakan kecuali kaum yang fasik (tidak taat kepada Allah).
Bagi mimin pribadi, ini adalah perintah tentang bagaimana Allah menyuruh kita untuk bersabar. Surat Muhammad diturunkan ketika Rasulullah hijrah, jadi Surat Muhammad termasuk surat Madaniyyah. Ayat ini sebenarnya ditujukan bagi Rasulullah supaya bersabar seperti kesabaran Rasul ulul azmi.
Rasulullah bersabda, "Hai Aisyah, sesungguhnya dunia itu tidaklah layak untuk Muhammad, dan tidak pula untuk keluarga Muhammad. Hai Aisyah, sesungguhnya Allah tidak ridha kepada para rasul ulul azmi kecuali mereka bersabar terhadap sesuatu yang tidak disenangi dan yang disenangi. Kemudian Allah pun tidak meridhaiku melainkan Dia bebankan kepadaku apa yang telah Dia bebankan kepada mereka. Allah SWT telah berfirman, "Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul. Dan sesungguhnya aku ini, demi Allah, akan bersabar sebagaimana mereka telah bersabar, dengan segala sesungguhanku. Dan tidak ada kekuatan kecuali dari Allah."
Jadi, sebenarnya sabar itu bukan sekedar anjuran, tapi kewajiban. Itu mungkin jadi refleksi kepada kita sendiri saat kita kurang sabar menghadapi masalah hidup. Semoga kita bisa meneladani kesabaran Rasulullah ya gais.
Bacaan:
1. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir
2. Strategi Qur'ani: Mengenali Diri Sendiri dan Meraih Kebahagiaan Hidup
Komentar
Posting Komentar