Kali ini mimin akan membahas tentang cara menahan amarah. Sebagian besar materi diambil dari buku Risalah Book Series: Seri Qur’anic Personality “Pengendali Amarah: Jawara Sejati, Kuat Menahan Emosi”
Cocok
banget buat mamak-mamak, terutama mimin yang kadang sering emosian, apalagi
kalau lagi PMS ya keun… 😁
Buku
ini adalah bagian keempat dari Seri Qur’anic Personality, buku lainnya adalah:
Penakluk Malam, Pendekar Istghfar, dan Pahlawan Sedekah.
Keutamaan Menahan Amarah
Dalam surat Ali Imron ayat 133-134, Allah menyebutkan beberapa ciri orang-orang yang bertakwa.
“Dan bersegeralah kamu
kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan
bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang
menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imron: 133-134).
Salah satu kriteria orang
bertakwa yang Allah sebutkan dalam surat Ali Imron 134 adalah orang-orang yang
menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain.
Yaitu orang-orang yang
ketika jiwanya dipenuhi amarah, dizhalimi dan dibuat marah, mereka mampu
menahan dirinya untuk tidak meluapkan amarahnya, dengan berkata kotor dan
kasar, tidak melampiaskan dengan membalas dendam, memukul atau perbuatan buruk
lainnya, padahal dia mampu untuk melakukannya. Mereka menahannya demi mendapat
kemuliaan dari Allah.
Tak cukup hanya tidak
marah, mereka juga memaafkan orang yang berbuat kesalahan kepadanya.
Sebagai sebuah unggulan
amal, menjaga amarah memang tak mudah. Maslahat yang bisa didapat dan mafsadat
yang terhindar dari menahan amarah sangat besar. Keutamaan menahan amarah
diantaranya disebutkan dalam hadist-hadist berikut:
1. Ketika
seorang sahabat meminta nasihat dari Rasulullah, beliau bersabda, “Laa taghdab!
Jangan marah!” dan setiap diminta tambahan nasihat, beliau selalu mengulang
dengan wasiat yang sama.
“Dari Abu Hurairah RA bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW, “Berilah wasiat kepadaku.” Sabda Nabi SAW: “Janganlah engkau mudah marah.” Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda beliau, “Janganlah engkau mudah marah.” (HR Bukhari).
2. Dari Abu Darda RA, Rasulullah SAW bersabda “Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga.” (HR Ath-Thabrani).
Amarah mengundang seluruh
keburukan. Ketika seseorang melampiaskan amarah, maka kebencian, hasad dan
dendam mengotori hati, lisan bicara tanpa kendali, dan anggota badan bisa
beraksi tanpa berpikir untung rugi. Semua dosa bisa terjadi bermula dari sini.
Karena itulah, orang yang menahan amarah pada saat mampu melampiaskannya mendapat fadhilah yang tinggi. Karena mencegah amarah berarti mencegah terjadinya banyak dosa, madharat dan kedzaliman.
3. Rasulullah SAW menyampaikan, orang yang kuat bukanlah orang yang jago gulat. Namun orang yang mampu menahan amarahnya.
Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Orang yang kuat itu bukanlah karena jago gulat, tetapi orang kuat ialah orang yang dapat menahan dirinya di kala sedang marah.” (HR Bukhari dan Muslim).
4. Dari Mu’adz bin Anas Al-Juhani RA, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari Kiamat Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
7 Cara Meredam Amarah Ala Sunnah
1. Membaca ta’awudz
Marah termasuk godaan yang datang dari setan. Untuk itu, Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk berlindung kepada-Nya dari godaan setan.
“Dan
jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia
Maha Mendengar Maha Mengetahui.” (QS. Al A’raf ayat 200).
Rasulullah bersabda: “Sungguh saya mengetahui
ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia
membaca ta’awudz: A-‘uudzu billahi
minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang”. (HR. Al-Bukhari dan
Muslim).
2. Berwudhu
Rasulullah
bersabda:
“Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).
3. Duduk atau Berbaring
Rasulullah bersabda, “Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendaknya dia mengambil posisi tidur.” (HR. Ahmad).
4. Diam
Dari Ibnu ‘Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam.” (HR Ahmad dan Bukhari).
5. Mengingat keutamaan menahan amarah
Pahala yang disediakan bagi orang yang mampu menahan amarah sangat istimewa, seperti yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW. Dari Mu’adz bin Anas Al-Juhani RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari Kiamat Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Allah juga menyediakan surga seluas langit dan bumi bagi orang yang menahan amarah, seperti dalam firman-Nya:
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali Imron: 133-134).
Dan masih banyak lagi pahala dan keutamaan yang Allah janjikan bagi orang yang mampu menahan amarahnya.
6. Memperhatikan bahaya melampiaskan emosi
Mengingat bahwa marah adalah awal dari berbagai kemaksiatan, dengan menahan amarah, artinya telah menutup pintu terjadinya berbagai kemaksiatan.
7. Mentadaburi Ayat Al-Quran
Sebagian salaf menjadi reda marahnya begitu mendengar ayat-ayatNya disebut.
Pernah suatu kali Umar bin Khattab didatangi seorang lelaki. Dia mencela Umar dan berkata Umar tidak adil. Umar pun naik pitam hingga ingin memukul lelaki itu. Salah seorang pelayannya berkata, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya Allah telah berfirman, “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al A’raf: 199).
Sontak Umar terdiam dan beliau menahan amarahnya.
Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang sabar dan mampu menahan amarah.
Mungkin awalnya kamu berpikir, "aku kan orangnya emang emosian", atau, "menahan marah itu sulit", ya memang, tapi yakinlah kalau kita berusaha terus menerus Allah akan memberikan kemudahan buat kita untuk bisa menahan amarah.
Kalau sesekali keluar tanduk, sabar, istighfar, gak papa, lain kali kita coba lagi. Bukankah semua hal itu berproses?
Semangat buat jadi lebih sabar dalam menahan marah ya... ☺
Komentar
Posting Komentar